Kedai Syisya Di Abud

Pada suatu malam di musim dingin sekitar jam 23:30 waktu cairo segerombolan empat remaja yang sedang menggigil turun dari taxi habis dari perjalanan jauh di atas jembatan mahattoh abud, tubuhnya yang menggigil dan dua di antara mereka ada yang ngerasa ingin buang hajat, membuatnya bingung, mereka kelihatan asing sendiri dari sekian banyak orang mesir, mereka tak tau harus kemana mencari thoilet itu, mereka sama sama kurang paham daerah tersebut, mereka tidak pernah masuk lorong lorong sekitar mahattoh abud. Karna keterpaksaan merekapun nekat juga untuk mencari thoilet yang buka, dengan kerja keras yang mereka jalani muspro aliyas saat mereka berempat muter muter gak satu toiletpun yang di temukan hanya rasa dingin dan keinginannya buang hajat membuatnya was was dengan keadaan tersebut.Jalan demi jalan mereka telusuri tanpa ada rasa putus asa kedai kopi, kedai syisya, dan kedai yang lain terlihat begitu mempesona saat mereka menggigil kedinginan, semua itu tak dihiraukan karna yang paling penting saat itu adalah berusaha mencari thoilet. Orang orang mesir yang duduk sambil ngesyai dan secangkir teh hangat di hadapannya membuat rasa ingin mereka untuk segera menghampiri dan minum sambil nyisya layaknya orang orang mesir tersebut, orang orang mesir dengan santainya tanpa tanda Tanya menyaksikan mereka yang sedang kebelet hajat, rasa sedikit malupun timbul juga karna sepanjang jalan sering di perhatikan, hingga membuatnya jalan semakin kenceng dan berusaha cuek dengan orang orang mesir tersebut.
Satu jaman sudah mereka jalan tapi belom ketemu juga, di tempat yang sepi mereka beristirahat sebentar sambil menunggu sepinya orang orang mesir yang lalu lalang demi ingin buang hajat, ternyata setengah jaman mereka disitu menahan hajat dan dinginnya angin malam di musim dingin itu membuatnya semakin menggigil. Di sini ada ceplosan salah satu dari mereka punya usul untuk pergi ke kedai syisya, dengan rencana nanti Tanya di sana sambil beli syisya dan segelas dua gelas shai hitung hitung menghangatkan tubuh sebentar tuturnya. Akirnya mereka berempat sepakat untuk pergi kekedai syisya karna dipikir piker masuk akal juga gak mungkin ada masjid atau thoilet umum yang buka pada jam segini, mau ngikut gaya orang mesir yang berprinsip kullu jidar hamam wakullu ardin masjid sulit sekali karna mereka gak terbiasa buang hajat di sembarang tempat kalo gak bener bener sepi he2.
Sampai juga mereka berempat di kedai syisya pada pukul 01:00, langsung mereka pesen empat shai dan dua syisya sekedar menghangatkan tubuh di tengah malam itu, tanpa rasa malu mereka cuek aja dan sok kenal dengan petugas kedai syisya tersebut menanyakan thoilet dan hamdululillah pucuk ulampun tiba, di kedai itu sendiri ternyata ada thoiletnya dan buru burulah dua dari mereka berempat yang kebelet hajat tadi langsung menghampiri thoilet tersebut. Sesampainya thoilet merekapun harus ada yang mengalah salah satu karna cuman satu kamar yang bisa di pake, capek deh . mereka yang sudah di dalam sekitar lima belas menitan di tunggu tunggu gak keluar keluar hingga membikin temannya yang menunggu di luar pintu hampir kehabisan kesabaran dan akirnya di gedorlah itu pintu dan apa kata yang di dalam ? thoiletnya gak ada air, tolong cariin air dung. Yang diluar , ha !!! capek deh he2.
Dua temannya yang sudah asik menikmati nikmatnya shai dan syisya di musim dingin kelihatan tidak meragukan mereka berdua yang sedang ke thoilet tadi, dengan asiknya sesedot dua sedot syisya dan sesruput dua sruput shai di minum, sampai tak nyadar kalo mereka menunggu temannya yang di thoilet sudah sekitar lima belas menitan lebih. Dan akirnya mereka pun mengecek ke toilet dan terlihat temannya yang sedang berdiri sambil menyandarkan tubuhnya di tembok sampai mau ketiduran, di sapalah dia , kemana teman kita yang satu, jawab dia masih di dalam, di dalam gak ada air, aku dan dia menunggu air muncul tapi sampai sekarang gak muncul muncul. Dengan spontan si temannya ini tertawa terbahak bahak kwak kwak kwak kwak. Mendengar itu sambil tertawa si temannya merelakan diri untuk mencarikan air di luar kedai.
Lima menitan dia datang dengan membawa dua ember yang berisi air dan langsung di serahkan ke temannya yang ada di thoilet. Sifatnya tadi ternyata di perhatikan orang mesir yang mereka adalah pelanggan syisya di kedai tersebut dan di tanyalah dia yang bahasa indonesianya kurang lebih begini **hai asiya apa yang kamu bawa tadi? Spontan dia menjawab air ya haj. Untuk apa tanyanya orang mesir lagi? Untuk temanku yang di thoilet disana gak ada air. Jawab orang mesir wallahi kamu adalah laki laki paling bagus semoga allah selalu mengasihimu** orang mesir memang begitu kalo mereka memuji gak segan segan mengagungkan kita dengan pujian pujian yang langsung melibatkan kata wallahi.
Tak lama kemudian temannya yang tadi terjebak di thoilet akirnya muncul juga tapi sayang shainya sudah dingin dan syisyanya sudah habis karna lamanya waktu mereka di thoilet. Tanpa malu mereka pesen lagi satu yang panas dengan tambahan gula, biasanya kita kalo beli shai kepada orang mesir biasa bilang shai dengan ziyadah sukar tutur kita kepada penjual. Sekitar lima menitan temannya yang satu datang dan melihat shai sudah dingin hanya milik seorang saja yang hangat tanpa piker panjang merekapun pesen shai hangat juga dan yang kedua temannya yang sudah habis duluan mereka ikut nambah juga dua shai dan dua syisya , syisyane joinan karna mereka berdua gak terlalu suka dengan rokok dan sejenisnya.
Dua jaman tak terasa waktu menunjukkan pukul 03:00 satu jam setengah lagi shubuh, akirnya mereka memutuskan untuk pulang waktu itu juga karna di perkirakan rumahnya dengan abud kalo naksi sekitar satu setengah jaman . dan waktu itu berpamitanlah mereka berempat dengan ucapan salam kepada pemilik kedai mengakiri perjumpaan dengan mereka. fajar di sertai angin dingin dilawan juga demi mengejar agar cepat sampai di rumahnya yaitu diasrama international madinatil buus islamiyah.
Ya itulah tadi sekedar sharing pengalaman yang mengesalkan karna lama gak menjumpai thoilet, konyol karna di kamar mandi airnya mati setelah terlanjur buang hajat, dapat pujian karna salah satu mereka saling tolong menolong. (Nama pemeran masih di rahasiakan).
By : Sang Kumbara

0 komentar:

Posting Komentar